Jenis-Jenis Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Testing)
Pengujian spesimen merupakan salah satu tahapan yang sangat penting untuk menjamin mutu dan kualitas suatu material, komponen atau bahan tertentu ntuk memastikan layak untuk digunakan serta sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
Terdapat dua jenis pengujian yaitu pengujian yang berisifat merusak struktur fisik bahan tersebut yaitu berupa uji tarik, uji impak, uji kekerasan dan lain sebagainya. tujuan dilakukan pengujian merusak adalah untuk mengetahui sifat dari material atau bahan yang dilakukan pengujian. Akan tetapi dalam beberapa hal dan kebutuhan tertentu, dibutuhkan pengujian yang dilakukan tanpa merusak struktur fisik benda yang diuji untuk mengetahui adanya kerusakan atau cacat dalam suatu material yang lebih dikenal dengan istilah Non Destructive Testing (NDT). Berikut ini merupakan jenis-jenis pengujian yang tidak merusak.
Visual inspection merupakan salah satu pengujian yang sangat sederhana tanpa memerlukan peralatan yang khusus, biasanya hanya menggunakan kacamata pembesar, s
enter dan alat pendukung lainnya. Untuk melakukan pengujian secara visual hanya perlu melakukan pengamatan pada spesimen bahan. Sangat efektif untuk mendeteksi cacat makroskopik atau cacat permukaaan besar, misalnya cacat pada hasil pengelasan yang kurang baik.
Liquid penetrant inspection adalah salah satu metode penguujian tidak merusak yang paling banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan, hal tersebut karena liquid penetrant inspection relatif mudah digunakan dan sangat fleksibel untuk berbagai macam penggunaan. Prinsip kerja metode ini didasarkan pada kemampuan cairan untuk masuk kedalam celah-celah permukaan yang mengalami cacat. Dengan metode ini cacat pada permukaan akan terlihat, caranya adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan material yang diinspeksi.
Cairan penetrant yang dianjurkan memiliki kemampuan penetrasi yang baik serta viskositas atau kekentalan yang cukup rendah, agar mampu mengalir masuk pada celah-celah permukaan apabila terdapat defact. Selanjutnya, penetrant yang tersisa dipermukaan benda dibersihkan dengan cairan pembersih. Cacat akan terihat apabila ada cairan penetrant yang tertinggal didalam celah permukaan benda setelah developer disemprotkan. Walaupun metode ini sederhana akan tetapi perlu pemahaman serta pengamatan yang jeli pada permukaan benda uji tersebut agar cacat permukaan benda kerja dapat terlihat.
Keuntungan dari metode ini antara lain mudah diaplikasikan, murah, tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi kimianya serta jangkauan pemeriksaan yang cukup luas. Sedangkan kekurangan dari metode penetrant yaitu hanya bisa diaplikasikan pada permukaan yang terbuka dan tidak mampu diaplikasikan pada permukaan benda yang kasar dan berpori.
Magnetic particle inspection merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pengujian tidak merusak (NDT), dengan metode ini cacat pada permukaan (surface) dan dibawah permukaan (subsurface) suatu benda dari bahan ferromagnetik dapat diketahui ddan di inspeksi. Prinsip kerja dari metode magnetic particle inspection ini adalah dengan cara memegnetisasi bahan yang akan diuji. Apabila terdapat cacat atau defact yang tegak lurus terhadap arah medan magnet maka akan menyebabkan kebocoran pada arah medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material. metode yang dipakai untuk mengetahui adanya kebocoran pada medan magnet yaitu dengan menaburkan partikel atau serbuk magnetik pada permukaan benda uji. Partikel atau serbuk magnet yang sudah ditaburkan kemudian akan berkumpul tepat pada area yang terdapat kebocoran medan magnet.
Eddy current test merupakan salah satu metode pengujian tidak merusak yang menerapkan prinsip elektromagnet untuk melakukan pengujian atau inspeksi. yaitu terdapat sebuah kumparan yang dialiri arus listrik yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Apabila medan magnet tersebut diaolikasikan pada benda logam yang akan dilakukan pengujian, maka akan membangkitkan arus eddy. Arus eddy tersebut kemudianakan menginduksikan adanya medan magnet yang terdapat pada kumparan dan mengubah impedansinya apabila terdapat cacat pada benda uji. Indikasi apabila terdapat cacat atau defact dapat dilihat saat menaburkan serbuk magnetik diatas permukaan material.
Metode eddy current pada prisipnya hampir serupa dengan metode pengujian Magnetic particle inspection, akan tetapi medan listrik yang digunakan berupa arus listrik bolak-balik (AC), ketika terdapat cacat maka medan listrik akan berubah dan alat pengukur impedansi akan membaca atau mendeteksi apabila terdapat defact atau cacat.
Ultrasonic testing merupakan salah satu metode pengujian tidak merusak yang memanfaatkan gelombang atau getaran pada frekuensi yang tinggi. Ultrasonic Test dapat digunakan untuk menentukan kedalaman cacat atau defact secara spesifik yang meliputi besar dan letak cacat tersebut. Dalam pengujian Ultrasonic digunakan perlengkapan atau alat-alat yang lain yaitu probe sebagai penghasil getaran dengan frekuensi tinggi serta dibutuhkan couplant yaitu cairan pelapis pada permukaan benda uji.
Prinsip kerja pengujian Ultrasonic test yaitu dengan menembakkan getaran atau gelombang dengan frekuensi yang tinggi yaitu 0.25-10 Mhz. Gelombang tersebut akan merambat melalui benda uji kemudian gelombang tersebut akan dipantulkan kembali apabila gelombang tersebut mendeteksi cacat yang ada pada benda uji.
Apabila gelombang tersebut merambat pada bidang yang tegak lurus terhadap arah gelombang, maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke sumber gelombang kemudian akan ditampilkan pada layar monitor. Kedalaman cacat dapat diketahui dangan cara memperhitungkan selisih waktu yang dibutuhkan oleh rambatan gelombang hingga kembali menuju sumber golombang tersebut.
Radiographic testing adalah salah satu jenis pengujian tidak merusak dengan memanfaatkan radiasi sinar gama dan sinar X. Prinsip kerjanya yaitu, sinar X tersebut akan dipancarkan pada benda uji dan menembus permukaan material tersebut. Pada saat menembus bidang atau objek, sebagian sinar yang menembus akan diserap sehingga intensitas sinar akan berkurang. Intensitas akhir sinar kemudian direkam dan dicatat pada film yang sensitif. Jika ada defact atau cacat pada benda uji maka intensitas sinar yang tercatat pada film bervariasi. Hasil rekaman film ini yang akan menunjukan letak dan bagian pada material yang mengalami defact atau cacat.
Untuk melakukan pengujian radiografi ini, harus memiliki kompetensi serta pengetahuan mengenai dampak yang akan ditimbulkan apabila salah satu bagian tubuh terpapar sinar x. Hal tersebut karena sinar x yang digunakan dalam metode pengujian radiografi ini tidak mampu diamati dengan kasat mata. Dalam melakukan pengujian radiografi tersebut, terdapat beberapa prosedur dan hal penting dalam melakukan pengujian radiografi yaitu, jangka waktu lamanya penyinaran berlangsung, jarak sumber radiasi atau penyinaran ke film (SFD) dan Penumbra (UG).
referensi 1
referensi 2
referensi 3
Terdapat dua jenis pengujian yaitu pengujian yang berisifat merusak struktur fisik bahan tersebut yaitu berupa uji tarik, uji impak, uji kekerasan dan lain sebagainya. tujuan dilakukan pengujian merusak adalah untuk mengetahui sifat dari material atau bahan yang dilakukan pengujian. Akan tetapi dalam beberapa hal dan kebutuhan tertentu, dibutuhkan pengujian yang dilakukan tanpa merusak struktur fisik benda yang diuji untuk mengetahui adanya kerusakan atau cacat dalam suatu material yang lebih dikenal dengan istilah Non Destructive Testing (NDT). Berikut ini merupakan jenis-jenis pengujian yang tidak merusak.
1. Visual Inspection (Pengamatan)
Visual inspection merupakan salah satu pengujian yang sangat sederhana tanpa memerlukan peralatan yang khusus, biasanya hanya menggunakan kacamata pembesar, s
enter dan alat pendukung lainnya. Untuk melakukan pengujian secara visual hanya perlu melakukan pengamatan pada spesimen bahan. Sangat efektif untuk mendeteksi cacat makroskopik atau cacat permukaaan besar, misalnya cacat pada hasil pengelasan yang kurang baik.
2. Liquid(Dye) Penetran Inspection
Liquid penetrant inspection adalah salah satu metode penguujian tidak merusak yang paling banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan, hal tersebut karena liquid penetrant inspection relatif mudah digunakan dan sangat fleksibel untuk berbagai macam penggunaan. Prinsip kerja metode ini didasarkan pada kemampuan cairan untuk masuk kedalam celah-celah permukaan yang mengalami cacat. Dengan metode ini cacat pada permukaan akan terlihat, caranya adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan material yang diinspeksi.
Cairan penetrant yang dianjurkan memiliki kemampuan penetrasi yang baik serta viskositas atau kekentalan yang cukup rendah, agar mampu mengalir masuk pada celah-celah permukaan apabila terdapat defact. Selanjutnya, penetrant yang tersisa dipermukaan benda dibersihkan dengan cairan pembersih. Cacat akan terihat apabila ada cairan penetrant yang tertinggal didalam celah permukaan benda setelah developer disemprotkan. Walaupun metode ini sederhana akan tetapi perlu pemahaman serta pengamatan yang jeli pada permukaan benda uji tersebut agar cacat permukaan benda kerja dapat terlihat.
Keuntungan dari metode ini antara lain mudah diaplikasikan, murah, tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi kimianya serta jangkauan pemeriksaan yang cukup luas. Sedangkan kekurangan dari metode penetrant yaitu hanya bisa diaplikasikan pada permukaan yang terbuka dan tidak mampu diaplikasikan pada permukaan benda yang kasar dan berpori.
3. Magnetic Particle Inspection (MPI)
Magnetic particle inspection merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pengujian tidak merusak (NDT), dengan metode ini cacat pada permukaan (surface) dan dibawah permukaan (subsurface) suatu benda dari bahan ferromagnetik dapat diketahui ddan di inspeksi. Prinsip kerja dari metode magnetic particle inspection ini adalah dengan cara memegnetisasi bahan yang akan diuji. Apabila terdapat cacat atau defact yang tegak lurus terhadap arah medan magnet maka akan menyebabkan kebocoran pada arah medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material. metode yang dipakai untuk mengetahui adanya kebocoran pada medan magnet yaitu dengan menaburkan partikel atau serbuk magnetik pada permukaan benda uji. Partikel atau serbuk magnet yang sudah ditaburkan kemudian akan berkumpul tepat pada area yang terdapat kebocoran medan magnet.
4. Eddy Current Testing
Eddy current test merupakan salah satu metode pengujian tidak merusak yang menerapkan prinsip elektromagnet untuk melakukan pengujian atau inspeksi. yaitu terdapat sebuah kumparan yang dialiri arus listrik yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Apabila medan magnet tersebut diaolikasikan pada benda logam yang akan dilakukan pengujian, maka akan membangkitkan arus eddy. Arus eddy tersebut kemudianakan menginduksikan adanya medan magnet yang terdapat pada kumparan dan mengubah impedansinya apabila terdapat cacat pada benda uji. Indikasi apabila terdapat cacat atau defact dapat dilihat saat menaburkan serbuk magnetik diatas permukaan material.
Metode eddy current pada prisipnya hampir serupa dengan metode pengujian Magnetic particle inspection, akan tetapi medan listrik yang digunakan berupa arus listrik bolak-balik (AC), ketika terdapat cacat maka medan listrik akan berubah dan alat pengukur impedansi akan membaca atau mendeteksi apabila terdapat defact atau cacat.
5. Ultrasonic Inspection
Ultrasonic testing merupakan salah satu metode pengujian tidak merusak yang memanfaatkan gelombang atau getaran pada frekuensi yang tinggi. Ultrasonic Test dapat digunakan untuk menentukan kedalaman cacat atau defact secara spesifik yang meliputi besar dan letak cacat tersebut. Dalam pengujian Ultrasonic digunakan perlengkapan atau alat-alat yang lain yaitu probe sebagai penghasil getaran dengan frekuensi tinggi serta dibutuhkan couplant yaitu cairan pelapis pada permukaan benda uji.
Prinsip kerja pengujian Ultrasonic test yaitu dengan menembakkan getaran atau gelombang dengan frekuensi yang tinggi yaitu 0.25-10 Mhz. Gelombang tersebut akan merambat melalui benda uji kemudian gelombang tersebut akan dipantulkan kembali apabila gelombang tersebut mendeteksi cacat yang ada pada benda uji.
Apabila gelombang tersebut merambat pada bidang yang tegak lurus terhadap arah gelombang, maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke sumber gelombang kemudian akan ditampilkan pada layar monitor. Kedalaman cacat dapat diketahui dangan cara memperhitungkan selisih waktu yang dibutuhkan oleh rambatan gelombang hingga kembali menuju sumber golombang tersebut.
6. Radiographic Testing
Radiographic testing adalah salah satu jenis pengujian tidak merusak dengan memanfaatkan radiasi sinar gama dan sinar X. Prinsip kerjanya yaitu, sinar X tersebut akan dipancarkan pada benda uji dan menembus permukaan material tersebut. Pada saat menembus bidang atau objek, sebagian sinar yang menembus akan diserap sehingga intensitas sinar akan berkurang. Intensitas akhir sinar kemudian direkam dan dicatat pada film yang sensitif. Jika ada defact atau cacat pada benda uji maka intensitas sinar yang tercatat pada film bervariasi. Hasil rekaman film ini yang akan menunjukan letak dan bagian pada material yang mengalami defact atau cacat.
Untuk melakukan pengujian radiografi ini, harus memiliki kompetensi serta pengetahuan mengenai dampak yang akan ditimbulkan apabila salah satu bagian tubuh terpapar sinar x. Hal tersebut karena sinar x yang digunakan dalam metode pengujian radiografi ini tidak mampu diamati dengan kasat mata. Dalam melakukan pengujian radiografi tersebut, terdapat beberapa prosedur dan hal penting dalam melakukan pengujian radiografi yaitu, jangka waktu lamanya penyinaran berlangsung, jarak sumber radiasi atau penyinaran ke film (SFD) dan Penumbra (UG).
referensi 1
referensi 2
referensi 3
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete